Mewujudkan sebuah daerah yang layak huni bagi seluruh lapisan masyarakat menjadi salah satu tantangan yang harus ditaklukkan oleh pemimpin. Sebagaimana DKI Jakarta dengan tantangan berupa Sungai yang mengalami pencemaran tingkat tinggi. Tidak hanya sampah, sungai di jakarta sudah pasti telah bercampur dengan ratusan jenis zat kimia yang berbahaya.
Terdapat dua pilihan yang Anies Baswedan dapatkan, yaitu Naturalisasi dan Normalisasi Sungai. Banyak orang yang menertawakan saat Anies lebih memilih Naturalisasi daripada normalisasi. Padahal sudah pasti ada alasan tersendiri bagi Anies saat menggunakan program tersebut.
Kata Naturalisasi memiliki sebuah makna yang perlu dibangun oleh seluruh yang terlibat, termasuk masyarakat. Naturalisasi sungai dapat berarti kembali pada lingkungan alam yang sebagaimana mestinya. Apa yang dapat Gubernur Anies Baswedan dilakukan untuk program ini? Menjadi pertanyaan unik yang dilontarkan oleh masyarakat.
Ungkap Anies Baswedan Jadikan Jakarta Kota Layak Hidup Bagi Seluruh Makhluk
Perjalanan bangsa Indonesia untuk kedepannya wajib menuju pada program ramah lingkungan. Tidak ada pilihan lain yang mampu menjadikan Indonesia maju sebagaimana bangsa maju lain di dunia. Hal ini karena masalah terbesar di Indonesia salah satunya adalah masalah lingkungan yang tercemar.
Sebisa mungkin segala pendekatan yang diupayakan oleh pemerintah adalah program yang ramah lingkungan. Artinya tidak menimbulkan masalah lingkungan yang baru. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi masalah sungai adalah dengan betonisasi.
Sebagai langkah ke depan, Anies Baswedan memberikan pendapatnya bahwa kita sebagai masyarakat Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan cara betonisasi sebagai upaya naturalisasi sungai. Perlu adanya pendekatan yang tentunya lebih alami.
Namun masalah sungai ini juga berhubungan dengan kondisi alam yang ada di sungai tersebut. Artinya, ada beberapa wilayah di Jakarta yang tidak bisa digunakan selain menggunakan beton. Sehingga untuk tempat yang seperti itu perlu adanya betonisasi secara menyeluruh.
Berbeda dengan tempat yang memang masih memiliki lahan yang cukup, sebaiknya dilakukan penjagaan ekosistem sungai agar tidak rusak. Artinya, betonisasi di wilayah yang memiliki cukup lahan sangat tidak dianjurkan. Sebagai salah satu contoh, Sungai Ciliwung. Sungai itu mau tidak mau membutuhkan tindakan berupa betonisasi, karena sudah padat lokasinya. Namun kawasan yang masih hijau, seperti Condet dan Kalibata sebaiknya tetap dijaga ekosistemnya tanpa menggunakan beton. Menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan yang natural. Sehingga menjadikan kota yang layak hidup bagi seluruh makhluk, bukan hanya bagi manusia, melainkan bagi ikan, dan juga komponen pendukung ekosistem lainnya.
Kesimpulan
Bagaimanapun juga, tindakan yang akan diberikan untuk mengatasi sebuah masalah, hendaknya kita pertimbangkan dulu mengenai dampak yang akan terjadi. Salah satunya yaitu dengan memperhatikan tingkat darurat tidaknya tindakan yang dibutuhkan. Bila masih bisa diperbaiki, setidaknya kita mulai dari menata bukan langsung merubah agar tidak menimbulkan masalah baru di lingkungan.
Dengan memutuskan maju menjadi kandidat Presiden 2024, Anies Baswedan siap untuk merealisasikan ide-ide baru menjadikan Indonesia lebih maju. Sebagai masyarakat sebaiknya lebih bijak dalam menentukan pilihan dan memberi dukungan. Selalu berfikir jernih sebelum membuat sebuah keputusan.