KPR Syariah vs Konvensional: Mana yang Lebih Ringan Cicilannya?

KPR Syariah vs Konvensional: Mana yang Lebih Ringan Cicilannya?

Membeli rumah dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi solusi umum untuk memiliki hunian impian.

Sebelum mengajukan, Anda perlu memahami ada dua pilihan utama: KPR Konvensional dan KPR Syariah.

Keduanya menawarkan kemudahan cicilan, tetapi perbedaan mekanisme, bunga atau margin, fleksibilitas, hingga risiko jangka panjang bisa sangat berpengaruh pada keputusan Anda.

Yuk, simak perbandingan lengkapnya agar Anda bisa menentukan mana yang lebih ringan dan cocok untuk kebutuhan Anda!

1. Mekanisme Skema Pembiayaan

KPR Konvensional

  • Menggunakan skema pinjaman berbunga.
  • Bank memberikan pinjaman kepada nasabah untuk membeli rumah, lalu nasabah mengembalikan pinjaman tersebut plus bunga.
  • Ada dua jenis bunga: Fixed rate (tetap di awal) lalu floating rate (mengambang mengikuti pasar).

KPR Syariah

  • Menggunakan akad jual beli (Murabahah) atau sewa beli (Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik).
  • Bank membeli rumah terlebih dahulu, lalu menjual atau menyewakan kepada nasabah dengan margin keuntungan tetap.
  • Tidak mengenal istilah bunga, tetapi margin keuntungan sudah disepakati di awal dan tidak berubah.

KPR Syariah menawarkan kepastian skema dari awal, sedangkan KPR Konvensional lebih terpengaruh kondisi pasar.

2. Cicilan: Mana yang Lebih Ringan dan Stabil?

KPR Konvensional

  • Awal masa kredit: bunga fix (rendah), cicilan stabil.
  • Setelah periode fixed berakhir (biasanya 1–5 tahun), bunga menjadi floating dan bisa naik sesuai kondisi ekonomi (contohnya suku bunga acuan Bank Indonesia naik).
  • Risiko: Cicilan bisa melonjak tinggi saat bunga pasar naik.

KPR Syariah

  • Cicilan tetap selama tenor kredit karena margin sudah disepakati di awal.
  • Tidak ada risiko cicilan melonjak, meskipun kondisi ekonomi berubah.
Baca Juga:  Ini Alasan Pengajuan KPR Anda Ditolak Bank (Dan Solusinya!)

Simulasi Kasar:

  • KPR Konvensional: Cicilan Rp 3 juta di tahun pertama bisa naik jadi Rp 4 juta di tahun ketujuh.
  • KPR Syariah: Cicilan tetap Rp 3,5 juta dari awal hingga akhir tenor.

KPR Syariah lebih stabil dalam cicilan bulanan. Sementara KPR Konvensional bisa terasa lebih ringan di awal, tapi berpotensi berat di masa floating.

3. Fleksibilitas Pembayaran

KPR Konvensional

  • Lebih fleksibel dalam hal percepatan pelunasan.
  • Ada program refinancing atau restrukturisasi saat suku bunga berubah.
  • Namun, sering ada penalti pelunasan dipercepat di beberapa tahun pertama.

KPR Syariah

  • Biasanya lebih kaku: margin total sudah dihitung sejak awal, sehingga meskipun Anda melunasi lebih cepat, tetap harus membayar margin penuh.
  • Beberapa bank syariah kini mulai menawarkan pelunasan fleksibel, tapi belum seumum bank konvensional.

Untuk fleksibilitas, KPR Konvensional sedikit lebih unggul.

4. Risiko dan Perlindungan dari Fluktuasi Ekonomi

KPR Konvensional

  • Sangat sensitif terhadap fluktuasi suku bunga acuan.
  • Saat ekonomi tidak stabil, cicilan bisa naik drastis.

KPR Syariah

  • Tidak terpengaruh perubahan suku bunga.
  • Nasabah lebih tenang karena jumlah cicilan tidak berubah sepanjang masa pembiayaan.

Dari segi risiko, KPR Syariah menawarkan perlindungan lebih baik untuk kondisi jangka panjang.

Tabel Perbandingan Singkat: KPR Syariah vs KPR Konvensional

AspekKPR SyariahKPR Konvensional
SkemaAkad jual beli atau sewa beliPinjaman berbunga
CicilanTetap dari awal hingga lunasFix di awal, floating setelah itu
FleksibilitasLebih terbatasLebih fleksibel
Risiko FluktuasiMinim risiko bunga naikRentan terhadap suku bunga
Pelunasan DipercepatAda biaya margin tetapAda penalti di awal masa kredit
PrinsipSesuai prinsip syariah (tanpa riba)Berdasarkan sistem bunga

Tips Memilih KPR yang Tepat

  • Tentukan prioritas Anda: Stabilitas cicilan atau fleksibilitas pembayaran?
  • Bandingkan margin dan bunga: Cari tahu berapa margin (KPR Syariah) atau bunga (KPR Konvensional) efektif selama tenor.
  • Perhatikan biaya tambahan: Seperti biaya administrasi, asuransi jiwa, notaris, appraisal properti, dan penalti pelunasan.
  • Simulasikan cicilan jangka panjang: Perhitungkan skenario terburuk saat memilih bunga floating.
  • Pilih bank terpercaya: Baik syariah maupun konvensional, pilih bank dengan reputasi layanan KPR yang baik.
Baca Juga:  7 Strategi Lunasi KPR Lebih Cepat Tanpa Ganggu Keuangan Harian

Mana yang lebih ringan?

  • Jika Anda mencari kepastian cicilan tetap tanpa takut cicilan melonjak, KPR Syariah adalah pilihan terbaik.
  • Jika Anda lebih memilih cicilan ringan di awal dan siap menghadapi kemungkinan kenaikan bunga, KPR Konvensional bisa menjadi pilihan.

Yang terpenting, pilih KPR sesuai profil keuangan dan kenyamanan Anda, bukan sekadar melihat angka cicilan bulanan di awal!

Ingat: KPR adalah komitmen jangka panjang — memilih dengan bijak hari ini bisa menghindarkan Anda dari beban finansial di masa depan!

Share it:

Related Post