Mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tentu menjadi salah satu langkah besar dalam hidup. Namun, tidak semua permohonan KPR berjalan mulus.
Faktanya, banyak pengajuan KPR yang ditolak bank karena berbagai alasan – bahkan kadang tanpa disadari calon debitur.
Agar Anda tidak mengulang kesalahan yang sama, mari kita bahas penyebab umum pengajuan KPR ditolak, sekaligus solusi praktis untuk memperbaikinya!
1. Uang Muka (DP) Kurang dari Syarat Minimal
Masalah:
Bank mensyaratkan DP minimal, biasanya antara 10% hingga 20% dari harga rumah. Jika Anda tidak mampu memenuhi ketentuan ini, bank akan menganggap pengajuan berisiko tinggi.
Contoh:
Harga rumah Rp 500 juta, minimal DP Rp 50 juta – Rp 100 juta tergantung program bank. Kalau hanya bisa menyediakan Rp 30 juta, besar kemungkinan pengajuan KPR ditolak.
Solusi:
- Perbesar tabungan DP sebelum mengajukan KPR.
- Cari program KPR dengan DP ringan resmi, seperti KPR Subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
- Pertimbangkan opsi joint income (menggabungkan penghasilan pasangan) jika diperbolehkan bank.
2. Riwayat Kredit Buruk (Skor SLIK Bermasalah)
Masalah:
Bank selalu memeriksa SLIK OJK (dulu BI Checking) untuk melihat riwayat pembayaran utang Anda. Jika ada:
- Tunggakan cicilan lama.
- Keterlambatan pembayaran kartu kredit.
- Kredit macet.
Bank akan menilai Anda berisiko gagal bayar, dan otomatis menolak pengajuan.
Solusi:
- Bayar semua tunggakan sebelum mengajukan KPR.
- Tunggu hingga riwayat kredit Anda kembali bersih minimal 6 bulan setelah pelunasan tunggakan.
- Cek SLIK OJK secara berkala untuk memastikan status kredit Anda lancar.
3. Ketidaklengkapan atau Ketidakcocokan Dokumen
Masalah:
KPR melibatkan dokumen yang harus akurat dan lengkap, baik dokumen pribadi maupun dokumen properti.
Dokumen yang tidak lengkap, tidak konsisten, atau bermasalah bisa membuat bank menolak aplikasi Anda.
Dokumen penting termasuk:
- KTP, NPWP, slip gaji, rekening koran, surat keterangan kerja.
- Sertifikat rumah, IMB, bukti bayar PBB.
Solusi:
- Cek ulang daftar dokumen yang diminta bank sebelum mengajukan.
- Pastikan semua data diri (nama, alamat, tanggal lahir) konsisten di semua dokumen.
- Gunakan jasa notaris/PPAT berpengalaman untuk memastikan legalitas dokumen properti.
4. Rasio Utang terhadap Pendapatan Terlalu Tinggi (Debt Service Ratio)
Masalah:
Bank hanya mengizinkan total cicilan Anda (termasuk cicilan lain) maksimal 30%–40% dari total penghasilan bulanan.
Jika rasio utang Anda terlalu tinggi, bank menganggap Anda berisiko tidak sanggup mencicil KPR.
Solusi:
- Kurangi utang konsumtif seperti kartu kredit atau cicilan kendaraan sebelum mengajukan KPR.
- Simulasikan total cicilan (termasuk KPR) tidak lebih dari 30% penghasilan.
- Pertimbangkan tenor lebih panjang agar cicilan bulanan lebih ringan.
5. Status Pekerjaan atau Penghasilan Tidak Stabil
Masalah:
Bank menyukai calon debitur dengan penghasilan tetap dan pekerjaan stabil.
Jika Anda baru pindah kerja, freelancer tanpa kontrak jelas, atau wiraswasta tanpa laporan keuangan, bank akan lebih berhati-hati – bahkan bisa menolak.
Solusi:
- Untuk karyawan, pastikan sudah bekerja minimal 1 tahun di tempat kerja saat ini.
- Untuk wiraswasta/freelancer, siapkan bukti pendapatan seperti rekening koran, laporan pajak, atau kontrak kerja.
- Ajukan KPR ke bank yang memiliki produk khusus untuk pekerja freelance atau wirausaha.
Tabel Ringkasan: Alasan Umum KPR Ditolak dan Solusinya
Masalah | Penyebab | Solusi |
---|---|---|
DP Kurang | Tidak memenuhi syarat minimal DP | Tingkatkan tabungan, cari program DP ringan |
Riwayat Kredit Buruk | Tunggakan atau kredit macet di SLIK | Lunasi tunggakan, jaga skor kredit |
Dokumen Tidak Lengkap | Data tidak konsisten atau dokumen kurang | Lengkapi semua dokumen, gunakan jasa notaris |
DSR Terlalu Tinggi | Total cicilan melebihi 40% penghasilan | Kurangi utang konsumtif, pilih tenor lebih panjang |
Pendapatan Tidak Stabil | Status kerja baru, penghasilan tidak tetap | Siapkan bukti pendapatan atau pilih bank yang fleksibel |
Pengajuan KPR ditolak bukan berarti jalan Anda untuk memiliki rumah sudah tertutup.
Dengan memahami penyebabnya dan melakukan perbaikan di area yang tepat – mulai dari memperbaiki skor kredit, menyiapkan DP memadai, melengkapi dokumen, hingga menjaga rasio utang tetap sehat – peluang Anda untuk disetujui KPR berikutnya akan jauh lebih besar.