Saat ekonomi sedang goyah, banyak orang mulai was-was soal nasib keuangan mereka. Tapi tenang, ada beberapa jenis investasi yang dikenal tahan banting meski kondisi ekonomi sedang lesu.
Nah, kali ini kami akan membahas 6 jenis investasi yang relatif stabil dan aman saat krisis. Simak sampai habis ya!
Mengapa Harus Investasi yang Tahan Krisis?
Dalam situasi ekonomi tidak menentu seperti inflasi tinggi, resesi, atau krisis global, banyak instrumen investasi berisiko mengalami penurunan tajam.
Namun, beberapa jenis aset justru mampu mempertahankan nilainya atau bahkan tumbuh karena sifat defensif atau fundamentalnya yang kuat.
Jadi, kalau kamu nggak ingin kehilangan nilai kekayaan saat badai ekonomi menerpa, yuk kenali 6 jenis investasi yang tahan krisis ini!
1. Emas: Si Klasik yang Selalu Dicari
Siapa sih yang nggak kenal emas? Sejak zaman dulu, emas dikenal sebagai “safe haven” alias tempat perlindungan nilai saat krisis melanda.
Saat nilai mata uang anjlok dan pasar saham gonjang-ganjing, harga emas justru sering naik.
Keunggulan emas saat krisis:
- Nilainya cenderung stabil bahkan naik saat gejolak ekonomi.
- Bisa disimpan dalam bentuk fisik atau digital (misalnya lewat aplikasi emas digital).
- Mudah dicairkan kapan saja.
Tips: Gunakan strategi akumulasi (beli bertahap) agar lebih aman, dan simpan emas di tempat yang terpercaya.
2. Obligasi Negara: Stabil dan Dijamin Pemerintah
Obligasi negara, seperti Surat Berharga Negara (SBN) atau ORI (Obligasi Ritel Indonesia), adalah pilihan aman berikutnya. Investasi ini dijamin langsung oleh pemerintah, jadi risikonya sangat rendah.
Kenapa aman saat krisis?
- Negara tetap membayar kupon (bunga) secara berkala meski ekonomi lesu.
- Banyak jenisnya yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, seperti SBN Syariah dan SBR (Saving Bond Ritel).
- Bisa dibeli mulai dari Rp1 juta saja secara online.
Bonus: Kupon biasanya lebih tinggi dibanding bunga tabungan!
3. Saham Sektor Defensif: Tetap Kuat Saat Ekonomi Lesu
Berinvestasi saham saat krisis memang terasa menakutkan. Tapi tahu nggak? Ada lho sektor saham yang cenderung stabil meski ekonomi sedang merosot, yaitu saham sektor defensif.
Contoh sektor defensif:
- Kesehatan: Rumah sakit, farmasi, alat kesehatan.
- Pangan: Produksi makanan pokok, minuman, atau consumer goods (misalnya Indofood atau Unilever).
- Utilitas: Listrik, air, gas.
Keunggulannya:
- Produk dari sektor ini tetap dibutuhkan masyarakat, apa pun kondisi ekonominya.
- Banyak yang rutin membagikan dividen.
- Fluktuasi harganya tidak segejolak saham teknologi atau properti.
4. Reksa Dana Pendapatan Tetap: Diversifikasi yang Lebih Tenang
Kalau kamu belum terlalu pede memilih investasi sendiri, reksa dana bisa jadi solusi. Salah satu jenis yang relatif stabil adalah reksa dana pendapatan tetap, yang mayoritas portofolionya diisi obligasi (termasuk obligasi negara).
Manfaat utama:
- Cocok untuk investor pemula.
- Risiko lebih rendah dibanding reksa dana saham.
- Dikelola oleh manajer investasi profesional.
Plus: Dengan dana mulai Rp10 ribuan, kamu sudah bisa mulai berinvestasi dan tetap dapat imbal hasil lebih baik dari tabungan biasa.
5. Deposito Berjangka: Aman tapi Tetap Menghasilkan
Meskipun bukan instrumen yang bikin kaya mendadak, deposito masih layak jadi pilihan investasi saat krisis.
Kenapa? Karena bunga deposito tetap dan dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), asalkan jumlahnya tidak melebihi batas maksimal (saat ini Rp2 miliar per nasabah per bank).
Keunggulan deposito:
- Imbal hasil pasti dan bebas fluktuasi.
- Aman untuk jangka pendek sampai menengah.
- Cocok untuk dana darurat atau cadangan.
Catatan: Pastikan bunga tidak kalah dari inflasi agar nilai uangmu tidak menyusut.
6. Properti Sewa: Aset Nyata yang Bisa Menghasilkan Pasif Income
Walau sektor properti bisa terguncang saat krisis, jenis properti sewa – seperti kos-kosan, kontrakan, atau ruko – masih bisa bertahan. Selama ada permintaan sewa, maka aliran pendapatan tetap masuk.
Keunggulan properti sewa:
- Memberi pemasukan rutin setiap bulan.
- Nilai properti cenderung naik dalam jangka panjang.
- Bisa digunakan sendiri atau diwariskan.
Namun, tetap perhatikan lokasi dan jenis propertinya, ya! Lokasi strategis adalah kunci agar tetap disewa walau ekonomi sedang lesu.
Saat ekonomi sedang tidak bersahabat, bukan berarti kamu harus menghentikan investasi. Justru, kamu bisa mengamankan kekayaanmu dengan memilih instrumen yang terbukti tahan krisis seperti:
- Emas
- Obligasi negara
- Saham sektor defensif
- Reksa dana pendapatan tetap
- Deposito
- Properti sewa
Yang paling penting, jangan taruh semua telur di satu keranjang. Diversifikasi adalah kunci untuk mengurangi risiko dan tetap tenang menghadapi krisis ekonomi.