10 Strategi Entry dan Exit Trading Paling Populer di Kalangan Profesional

Strategi Entry dan Exit Trading Paling Populer di Kalangan Profesional

Trading bukan cuma soal “beli di bawah, jual di atas”. Yang jadi kunci sebenarnya adalah: tahu kapan harus masuk (entry) dan kapan harus keluar (exit). Tanpa strategi entry dan exit yang jelas, kamu cuma kayak berjudi di pasar.

Nah, para trader profesional tidak asal masuk atau keluar. Mereka mengandalkan berbagai strategi teknikal yang sudah teruji, mulai dari moving average crossover sampai area support dan resistance.

Buat kamu yang ingin meningkatkan akurasi dan disiplin dalam trading, artikel ini wajib dibaca sampai habis!

Kenapa Strategi Entry dan Exit Itu Penting?

Banyak trader pemula rugi bukan karena salah pilih saham atau aset, tapi karena:

  • Masuk terlalu cepat, exit terlalu lambat
  • FOMO masuk di harga puncak
  • Panik cut loss padahal belum menyentuh support

Dengan strategi entry dan exit yang solid, kamu bisa:

  • Mengurangi emosi dalam trading
  • Meningkatkan win rate
  • Mengelola risiko dengan lebih tenang

Strategi Entry dan Exit Trading Terpopuler

1. Moving Average Crossover

Moving Average Crossover

Strategi ini sangat populer karena simpel tapi powerful. Kamu tinggal pakai dua garis moving average (MA), misalnya MA20 dan MA50.

Cara kerja:

  • Entry (Buy): Saat MA jangka pendek (MA20) memotong MA jangka panjang (MA50) dari bawah → disebut golden cross
  • Exit (Sell): Saat MA20 memotong MA50 dari atas → disebut death cross

Cocok untuk: Swing trader dan trend follower

2. RSI Divergence (Relative Strength Index)

RSI menunjukkan apakah pasar sedang overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual). Tapi sinyal terbaik muncul saat ada divergence antara harga dan RSI.

Baca Juga:  Tabungan Pendidikan Anak: Mulai dari Sekarang dengan 3 Cara Ini!

Cara kerja:

  • Entry Buy: Saat harga membentuk lower low tapi RSI membentuk higher low → potensi reversal naik
  • Exit Sell: Saat harga membentuk higher high tapi RSI membentuk lower high → potensi reversal turun

Cocok untuk: Reversal trader dan scalper

3. Breakout Support/Resistance Zone

Zona support dan resistance adalah area penting yang sering jadi titik balik harga.

Cara kerja:

  • Entry Buy: Saat harga menembus resistance kuat dengan volume besar
  • Entry Sell (Short): Saat harga jebol support signifikan
  • Exit: Saat harga gagal bertahan di atas/bawah zona yang ditembus (false breakout)

Tips: Gunakan konfirmasi volume untuk validasi breakout.

4. Fibonacci Retracement Levels

Fibo retracement digunakan untuk menentukan area entry setelah harga mengalami tren kuat.

Cara kerja:

  • Entry Buy: Saat harga retrace ke level 38.2%, 50%, atau 61.8% dan muncul candle reversal
  • Exit: Di area Fibo extension (TP) atau saat harga gagal break level selanjutnya

Cocok untuk: Trader yang suka “buy the dip” atau “sell the rally”

5. Candlestick Reversal Patterns

Formasi candle bisa kasih sinyal kuat untuk entry dan exit, terutama di area support/resistance.

Contoh formasi:

  • Bullish engulfing → Entry buy
  • Bearish engulfing → Entry sell
  • Doji + support → Entry buy

Exit: Saat muncul candle pembalikan arah lawan

Tips: Selalu kombinasikan dengan konfirmasi volume atau indikator lain.

6. MACD Crossover

MACD Crossover

MACD (Moving Average Convergence Divergence) adalah indikator momentum dan tren yang populer.

Cara kerja:

  • Entry Buy: Saat MACD Line memotong Signal Line dari bawah
  • Exit Sell: Saat MACD Line memotong dari atas atau histogram mulai mengecil

Keunggulan: Mengurangi noise dan lebih andal dalam tren kuat

Baca Juga:  Aturan Dasar untuk Berinvestasi dengan Sukses

7. Trendline Breakout

Gambar garis tren dari puncak atau dasar harga, lalu tunggu momen harga menembus garis tersebut.

Entry:

  • Buy: Saat breakout trendline turun
  • Sell: Saat breakdown trendline naik

Exit: Saat harga kembali masuk ke dalam area trend sebelumnya

Tips: Perhatikan volume dan retest setelah breakout untuk validasi.

8. Bollinger Band Squeeze & Expansion

Saat band menyempit (squeeze), biasanya diikuti ledakan harga besar.

Entry:

  • Buy/Sell saat harga keluar dari band atas/bawah setelah squeeze

Exit:

  • Saat harga kembali masuk ke dalam band
  • Atau gunakan trailing stop berbasis MA20

Cocok untuk: Breakout trader

9. Volume Spike Entry

Volume besar bisa jadi sinyal awal akumulasi atau distribusi.

Cara kerja:

  • Entry Buy: Ketika volume tiba-tiba naik tinggi saat harga break resistance
  • Entry Sell: Ketika volume besar muncul di puncak tren naik
  • Exit: Saat volume menurun drastis (tanda kehilangan tenaga)

Tips: Gunakan bersama dengan indikator tren untuk validasi.

10. ATR (Average True Range) Stop Loss & Take Profit

ATR digunakan untuk menentukan jarak stop loss dan take profit yang masuk akal berdasarkan volatilitas.

Strategi:

  • Tentukan SL di 1x atau 1.5x ATR
  • TP di 2x ATR atau gunakan trailing stop

Keunggulan: Menyesuaikan manajemen risiko dengan volatilitas aset

Cocok untuk: Semua gaya trading, termasuk intraday dan swing

Kapan Waktu Terbaik untuk Entry dan Exit?

Waktu terbaik entry:

  • Saat muncul sinyal teknikal yang sudah terkonfirmasi
  • Setelah breakout dengan volume besar
  • Saat harga menyentuh support kuat dengan pola reversal

Waktu terbaik exit:

  • Saat target profit tercapai (TP)
  • Saat sinyal indikator berbalik arah
  • Saat muncul candle reversal di area resistance
  • Saat harga menembus trailing stop
Baca Juga:  Strategi Menarik untuk Meningkatkan Keseruan dalam Trading Anda

Ingat: Entry menentukan potensi cuan, tapi exit menentukan berapa banyak cuan yang kamu simpan!

Kalau kamu ingin survive dan cuan konsisten dari trading, jangan andalkan “feeling”. Gunakan strategi entry dan exit yang jelas, terukur, dan bisa diuji.

  • Pahami strategi mana yang paling cocok dengan gaya trading kamu
  • Backtest sebelum diterapkan di akun real
  • Disiplin pada plan dan hindari overtrading

Dengan 10 strategi di atas, kamu sudah selangkah lebih dekat untuk jadi trader yang lebih profesional dan konsisten.

Share it:

Related Post